Monday, January 7, 2013

TEORISASI DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN


TUGAS: JURNAL         

TEORISASI DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN
OLEH:
SINARSIH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2012


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Teorisasi dalam pendidikan merupakan tahap yang sangat menentukan kesuksesan sebuah penelitian. Penelitian kuantitatif maupun kualititatif  (dan seluruh variannya)  tidak ada yang sepenuhnya lepas dari konstruksi teoritis. Teorisasi sebagai bentuk spesifik dari telah kepustakaan member konstribusi penting sebagaimana pandangan Tatang.M. Amirin, yakni: pertama, konstruksi teoritik sebagai dasar pedoman atau pegangan dalam beberapa kedudukan seperti: asumsi, prinsip, teori, konsep, dan proposisi. Kedua, konstruksi teoritik sebagai tolak ukur atas fakta-fakta, kegiatan, dan proses di lapangan. Ketiga,konstruksiteoritik sebagai sumber hipotesis (terutama pada penelitian kuantitatif). Walaupun demikian, mesti di tekankan bahwa penelitian kualitatif dengan pola berpikir induktif, tidak begitu familiar dengan istilah teorisasi, karena seluruh rangkain kegiatan penelitian adalah teorisasi dan seluruh kegiatan teorisasi itu adalah penelitian itu sendiri.



B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang pemikiran di atas maka timbul pokok bahasan yang menjadi permasalahan, diantaranya sebagai berikut:
1.      Perspektif tentang teorisasi dan studi kepustakaan ?
2.      Model teorisasi dalam penelitian
3.      Fungsi dan kegunaan teori dalam penelitian


C.     TUJUAN PENULISAN
 Tujuan penulisaan dalam jurnal ini agar kita mengetahui apakah yang di maksud dengan perspektif tentang teorisasi dan studi kepustakaan, dan model teorisasi dalam pendidikan, serta fungsi dan kegunaan teori dalam penelitian .
D.    MANFAAT PENULISAN
Dengan adanya jurnal ini maka kita akan mengetahui  apa yang di maksud dengan teorisasi dalam penelitian pendidikan.
E.     TEORI PENULISAN
1.      Kerlinger dan Consuelo, mengemukakan bahwa “teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, merinci hubungan antara variabel-variabel, dengan tujuan meralkan dan menerangkan gejala tersebutr”.
2.      Sugiyono, menjelaskan bahwa:
a)      Teori itu berkenaan dengan konsep, asumsi dan generalisasi yang logis,
b)      Berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi perilaku yang memiliki keteraturan,
c)      Sebagai stimulant dan paduan untuk mengembangkan pengetahuan.
3.      Arikunto menjelaskan bahwa, “setelah peneliti menjelaskan permasalahan secara jelas, yang di pikirkan selanjutnya adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas.
4.      Nazir menjelaskan bahwa, “mengadakan survei terhadap data yang ada merupakan langkah yang penting sekali dalam metode ilmiah.
5.      Neumen menyatakan bahwa, dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan proses berpikir deduktif, peranan kerangka teori adalah sebagai dasar untuk mengajukan pertanyaan sementara (hipotesis) atas pertayaan penelitian yang telah dirumuskannya.
6.      Consuelo mengemukakan beberapa fungsi teori sebagai berikut:
a)      Sebagai identifikasi awal dari masalah penelitian dengan menampilkan kesenjagan, bagian-bagian yang lemah, dan ketidak sesuaiannya dengan penelitian-penelitian terdahulu.
b)      Untuk mengumpulkan semua konstruk atau konsep yang berkaitan dengan topik penelitian.
c)      Untuk menampilkan hubungan antara variabel-variabel yang telah diselidiki.

F.METODE PENULISAN
Dengan mengambil pendapat para ahli, penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, deduktif, serta induktif.



BAB 2
PEMBAHASAN

A.    RINGKASAN ISI JURNAL
Teorisasi dalam penelitian merupakan proses penyusunan asumsi dasar penelitian yang logis dengan menggunakan beberapa teori dan hasil penelitian yang relevan. Hal ini berlaku pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif, walaupun dengan penekanan yang berbeda. Penelitian kuantitatif mendudukkan teori dalam posisi sentral dalam kegiatan membuat pijakan teoritis terhadap masalah, variabel, hipotesis, dan penyusunan instrumen dalam pemecahan masalah. Dalam penelitian kualitatif yang menggunakan pola induktif, teori membantu dalam peneliti dalam memberikan prepektif sementara terhadap situasi sosial yang di hadapi.
Teorisasi sangat menentukan kesuksesan sebuah penelitian. Hamper dapat dipastikan bahwa penelitian tidak dapat melepaskan diri darikonstruksi teoritis seorang peneliti, walaupun pada tingkat grounded. Justru pada konteks inilah terjadi dinamika ilmu pengetahuan yang progresi, karena terjadi siklus dialog antara teori dengan fakta-fakta empirik secara berkelanjutan.
Teori yang diajukan dalam rancangan penelitian barperan dalam proses pengumpulan data di lapangan, denga n menggunakan instrumen buatan maupun instrumen manusian. Dalam penelitian kuantitatif, pembuatan instrument sebagai pengumpul data (termaksud vadilitas dan reliabilitas) sangat ditentukan oleh memadainya teori yang di gunakan. Sedangkan penelitian kualitatif, yang menggunakan manusia (peneliti) sebagai instrumen kunci, maka keluasaan dan penguasaan teori sangat membantu memahami gejala, mengembangkan pola, dekonstruksi, maupun rekonstruksi.




BAB 3
PENUTUP

1.      KEUNGGULAN JURNAL
Dalam penulisan jurnal ini kurang sekali kesalahan, baik itu kesalahan dalam penulisan, maupun kesalahan dalam kata dan huruf . Serta  dalam penulisan jurnal ini kalimatnya jelas dan mudah di mengerti, dan juga mengambil pendapat dari para ahli yang sudah berpengalaman  sehingga memudahkan kita  dalam memahami isi jurnal ini.

2.      KELEMAHAN JURNAL
Jurnal ini bersifat tentatif  (sementara) sehingga teorisasi juga bersifat sementara dan hanya memberikan prespektif umum.
3.      KESALAHAN PENULISA
Kesalahannya
Yang benarnya
Keterangan
sitasi
situasi
Hal. 88
criteria
kriteria
Hal. 93
tolok
tolak
Hal. 95
telaah
telah
Hal. 95


No comments:

Post a Comment